Tingkat minat Generasi Z wilayah Cirebon pada sektor pertanian
35,66% responden menyatakan berminat.
34,88% menyatakan tidak berminat.
3,1% menyatakan sangat berminat.
25,36% menyatakan ragu.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS: 2024) sektor pertanian masih tergolong tinggi, mencapai 87,31%. Persentase ini mencakup berbagai sektor pertanian, seperti hortikultura, tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, perikanan dan peternakan. Ada sebanyak 28,84% penduduk Indonesia bekerja sebagai petani (BPS: 2024). Jumlah pertanian dan para pekerjanya masih tergolong tinggi, hal ini seakan membuktikan bahwa Indonesia mampu memenuhi kebutuhan pangan nasional. Tapi fakta yang terjadi adalah Indonesia masih melakukan impor kebutuhan pangan dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional. Pada tahun 2024 contohnya, Indonesia masih mengimpor sebanyak 3.05 juta ton beras (CNN Indonesia 08/09/2024: Impor Beras RI Tembus 3,05 Juta Ton per Agustus 2024). Jumlah persentase disektor pertanian yang tinggi tidak menjamin kebutuhan pangan nasional mampu terpenuhi. Hal ini diesbabkan beberapa faktor seperti, iklim, kondisi tanah yang tidak lagi subur sehingga mempengaruhi hasil panen, pupuk, faktor usia pekerja dan beberapa faktor lain.
Sejauh ini pemerintah Indonesia telah mengupayakan moderenisasi pertanian untuk mengatasi iklim yang tidak menentu. Di beberapa tempat pemerintah daerah dan pusat telah membangun irigasi untuk mengatasi kekeringan atau kurangnya air pada saat penanaman. Selain itu pemerintah juga telah memberikan subsidi pupuk bagi para petani, mekipun jumlahnya kurang merata. Sedangkan untuk usia petani masih didominasi para pekerja diatas lima puluh tahun (BPS: 2024). Hanya sekitar 11% generasi muda yang bekerja disektor pertanian dengan rentan usia kisaran 34 tahun. Faktor usia jelas sangat mempengaruhi kinerja yang mempengaruhi pada hasil pertanian. Oleh sebab itu perlu adanya regenrasi pekerja muda untuk mendorong hasil pertanian di Indonesia guna mencapai kebutuhan pangan nasional.